Rabu, 30 Mei 2012

BUDIDAYA SIDAT

Fase-Fase Sidat secara berurutan Glass Eel, Elver, Fingerling dan Konsumsi (250-500 gram).

Fase-Fase diatas masih banyak membingungkan, banyak sedater yang terbolak-balik menyebut elver dan finger. Akan tetapi ane menyebutnya demikian. Maraknya penangkapan benih sidat (GE dan Elver) yang kemudian di ekspor secara ilegal. Membuat pembudidaya kualahan, hal tersebut tidak lain karena ulah tengkulak serta aparatur negara yang nakal dan memikirkan keuntungan sesaat, harga menjadi tinggi sekali sehingga tidak akan masuk jika dibuat analisis usaha yang sehat.

Namun Sidater tidak usah terlalu pusing dengan yang dikerjakan mereka. Segera rapatkan barisan dan memulai comunitas sidat yang solid dengan konsep sama-sama untung. Secara umum telah dijelaskan di tread sebelumnya bahwa sidat belum bisa dianakan, dalam arti benihnya masih tergantung oleh alam. budidaya sidat dari GE hingga fingerling memakan waktu cukup lama tidak kurang dari 1 tahun. Memang ada pula yang cepat (9 bulan) namun itu hanya segelintir sidat yang rakus sehingga pertumbuhannya cepat. 


Lalu bagaimana nasib yang kuntet, wasalam bisa 1.5 tahun teman, so kapan cash flownya muter. Oleh sebab itu ane membuka penjelasan gamblang mengenai usaha budidaya sidat tahap finger menuju konsumsi.







Teknis budidaya tidak akan ane bahas disini, sidater dapat berkunjung ke farm ane untuk belajar dan berdiskusi (dan ini FREE). Kata mereka yang sudah mulai "Budidayanya gampang kok gan, klo udah tau rahasiannya. Bisa jadi bisnis sampingan juga kok". Ane membuka kesempatan kepada sedater semua untuk berbagi rejeki dari sidat dengan calon-calon patner ane. Benih ane usahakan untuk dapat terpenuhi sepanjang tahun dengan harga yang masih dalam taraf masuk diakal. Begitu sedater panen, ane akan membelinya dengan harga kesepakatan awal dan bukan harga pasaran pada saat panen. Dengan begitu sedater dapat mengetahui dengan pasti keuntungannya dan tidak khawatir cemas harga turun diinjak tengkulak. 
a. Pendapatan Kotor = Rp. 1.200.000 
b. Keuntungan Bersih = Rp. 853.750

Angka darimana tuh gan? Nih simak penjelasannya. .
eiitss, mencegah lebih baik daripada mengobati. Pepatah itu mengingatkan saya dengan banyaknya MAFIA sidat. jadi harap diingat ane menerapkan sistem balcklist jika ternyata konsep sama-sama untung tidak dijadikan niat juragan semua dalam berbisnis sidat.


ANALISIS USAHA PEMBESARAN IKAN SIDAT
Asumsi
1. Usaha pembesaran fase Fingerling (diameter Jempol) hingga konsumsi;
2. Tidak memakai kariawan dan lahan sendiri;
3. Tingkat mortalitas (Kematian) 10 % dari benih awal tebar
4. Benih fingerling size 50 gram per ekor (Bisa diganti elver atau fase lainnya).
5. Harga benih Rp. 160.000 per kilo isi 20 ekor.
6. Target Panen 50 Kg, Waktu 3-4 bulan.
7. Harga jual Ikan Sidat (Konsumsi) saat ini Rp.100.000/kilo, dengan size/ekor : 250-350 gram per ekor.

I. Biaya Investasi
1. 1 Bak Fiber Bulat Diameter 1.85 x 0.75 meter @ 2.000.000 Rp. 2.000.000
2. 2 Buah Pompa Air 3000 Liter @ 150.000 Rp. 300.000
3. Paralon ½ icnh satu batang Rp. 15.000
4. Media Filter+ Isi Rp. 1.500.000
5. Tempat makan dan liter L Rp. 40.000
6. Timbangan Kapasitas 40 Kg Rp. 300.000

Total Investasi Rp. 4.155.000


II. Biaya Operasional per Periode
1. Biaya penyusutan peralatan 3 tahun, 1 tahun 4 Periode.
Penyusutan investasi per siklus / periode = Rp. 346.250 ,-
2. Biaya Variable
- Benih Fingerling 10 Kilo @ 160.000 Rp. 1.600.000
- Pakan Cacing Darah Beku 90 Kilo @ 15.000Rp. Rp. 1.350.000
- Biaya Listrik per bulan @ 50.000 Rp. 150.000
- Media Filter Rp. 100.000
- Biaya obat-obatan dan packing Rp. 100.000
Total biaya Variabel Rp. 3.300.000


Total Biaya operasional per periode Rp. 3.646.250



III. Hasil Produksi
Hasil produksi = benih awal (ekor)-mortalitas (10%)
= 200 - 20*
= 180 ekor atau 45 Kilo
*) Ini merupakan tingkat mortalitas yang buruk. Bisa lebih buruk lagi atau lebih baik. Tergantung dari keuletan kita.


IV. Pemasukan (Income)
Penerimaan = Hasil Produksi (Kg) x harga jual Rp. 100.000
= 45 x Rp. 100.000
= Rp. 4.500.000

V. Analisis Biaya manfaat
a. Pendapatan Kotor = Pendapatan penjualan – biaya operasional
= Rp. 4.500.000 – 3.300.000
= Rp. 1.200.000
b. Keuntungan Bersih = Penerimaan - total biaya operasional dan penyusutan
= Rp. 4.500.000 – Rp. 3.646.250
= Rp. 853.750

c. B/C ratio = (Total biaya investasi keseluruhan : keuntungan bersih)
= Rp. 7.801.250 : Rp. 853.750
= 9.13
f. BEP = ____________Total Fixed Cost__________
Harga Jual per kilo– variable cost per kilo

Variable Cost = Total Biaya Operasional/ Total per Kg

BEP = 3.646.250/ (100.000-73.333)
= 136.65 -> dibulatkan 137 kg


Total Dana yang harus disiapkan keseluruhan Rp. 7.801.250.

Artinya diperlukan penjualan 137 Kg agar terjadi break even point (Balik Modal). Artinya juragan butuh biaya Rp. 73.333,- untuk satu kilo konsumsi. dan juragan jual ke ane Rp.100.000, jadi juragan memperoleh untung Rp. 26.667,-Pada panen ke 4 Sudah memperoleh keuntungan. Periode selanjutnya tinggal menunggu keuntungan bersih Rp. 853.750 pada periode2 berikutnya.

2 komentar: